Christian Survival Kit Chapter 1
Diperbarui: 2 Mar

Bab 1: Jangan Panik - Percaya
Pertolongan Pertama Rohani
Apakah hal pertama yang harus Anda lakukan dalam situasi krisis?
Suatu hari ketika saya membaca Yohanes 14, 15, dan 16, Tuhan mulai memberikan saya jawaban untuk pertanyaan ini. Dalam Yohanes 16:1, Yesus berkata, "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.” Menurut Markus 4:17, ketika seseorang kecewa, Iblis mengambil Firman Tuhan dari mereka.
Dengan kata lain, ketika Anda kecewa, Firman Tuhan berhenti melepaskan kuasaNya yang memberi kehidupan dalam hidupmu. Ketika Anda kecewa, ketika Anda terluka, Firman Tuhan berhenti bekerja. Tuhan berkata, “Semuanya ini (Yohanes 14, 15, dan 16) Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
Yesus mengatakan hal ini kepada para muridNya pada malam sebelum penyalibanNya. Dalam Yohanes 13: 32-33, Yesus berkata bahwa Dia tahu semua hal yang akan terjadi padaNya. Dia juga mengetahui semua hal yang akan menimpa para muridNya. Dia sepenuhnya menyadari keadaan saat itu. Dia datang kepada para muridNya untuk memberikan beberapa instruksi terakhir sebelum mereka mengalami masa terberat dalam hidup mereka. Hal itu melampaui apa pun yang Anda atau saya pernah atau akan hadapi.
Para murid ini adalah orang-orang yang akan dipakai Yesus untuk membangun gerejaNya dan meruntuhkan kerajaan Iblis. Oleh karena itu saya percaya setan melemparkan segala macam keputusasaan, keraguan, kebingungan, dan siksaan untuk melawan mereka. Itu merupakan keadaan krisis. Mereka telah meninggalkan keluarga, karier — segalanya — untuk Yesus. Dan mereka berada dalam situasi yang akan menguji iman mereka, bahwa Yesus sungguh adalah Mesias.
Yesus berkata, “Aku mengatakan semua ini kepadamu supaya engkau tidak kecewa.” Dengan kata lain, jika para murid memperhatikan apa yang Yesus telah katakan kepada mereka, mereka tidak akan kecewa. Mereka akan dapat bersukacita di tengah masa berat tersebut.
Jadi, Yohanes 14, 15, dan 16 secara ringkas merupakan segala sesuatu yang Anda perlu ketahui di saat krisis saat imanmu diuji. Jika hal ini tidak berlaku bagi Anda saat ini, bersiaplah – pasti akan terjadi. Setiap dari kita perlu mengetahui hal ini. Kita perlu diajarkan segala langkah pencegahan ini sebelum krisis datang. Pada waktu krisis menghantam, reaksi pertama Anda - hal pertama yang Anda lakukan ketika Iblis menyerang - biasanya menentukan hasilnya.
Api Kesengsaraan
Belum lama ini, saya membaca sebuah buku berjudul Terror at Tenerife.
Buku tersebut mengingatkan saya pada apa yang sedang kita bicarakan di sini. Pria ini, Norman Williams, mengalami kecelakaan di Canary Islands dimana dua pesawat besar 747 bertabrakan di landasan terbang dan terbakar. Hanya beberapa orang dari 500 atau lebih yang berhasil selamat. Sisanya meninggal dunia.
Sungguh ajaib bagaimana Williams berhasil keluar. Dia memandang orang-orang di kedua sisinya, dan karena begitu panasnya, daging mereka pun meleleh di tubuhnya. Mereka menjadi kerangka manusia dalam waktu singkat. Dia mengatakan bahwa orang-orang yang biasanya ramah - wanita tua berusia enam puluh atau tujuh puluh tahun - meneriakkan hal-hal yang begitu keji yang sulit untuk dipercaya. Dia tidak bisa menggambarkannya. Hal-hal yang tersembunyi di hati mereka yang paling dalam keluar di dalam situasi krisis, dan hal ini mengganggunya lebih dari apapun.
Tetapi yang keluar dari mulutnya berbeda - dia senantiasa mencari Tuhan. Dia sudah sepakat dengan ibunya sebelum pergi dalam perjalanan bahwa dia akan aman. Hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah imannya bahwa Tuhan akan melindungi dia. Sebuah bola api besar menghinggapinya, tetapi dia tidak terbakar. Kemudian sebuah roda pendarat pesawat melayang ke arahnya. Dia hanya menangkap roda itu dan melemparkannya. Ada ledakan tepat diatas kepalanya, dan pesawat itu, dengan ketinggian tiga meter saat itu, terkoyak. Dia melompat tepat melalui lubang itu, meskipun usianya lima puluh tahun dan kelebihan berat badan. Tuhan secara supernatural menyelamatkannya.
Norman Williams tidak mempunyai waktu untuk duduk dan bertanya, “Coba kulihat, apa yang harus ku lakukan dalam situasi ini?”
Hal Pertama menjadi terakhir
Reaksi pertama Anda akan menentukan hasil dalam sebuah situasi krisis. Jarang sekali kita memiliki kenyamanan untuk duduk santai dan mengamati segala sesuatu. Sikap yang Anda miliki ketika Setan datang menyerang Anda akan menentukan hasil akhir. Jika Anda dapat memahami kebenaran ini, maka hal itu akan mengubah hidup Anda. Saya telah mengajarkan kebenaran ini ke mana pun saya pergi, dan saya telah melihat hasil yang lebih banyak dari apa pun yang pernah saya ajarkan. Hal ini didasarkan pada kebenaran Firman yang sederhana, tetapi jika Anda berakar di dalamnya, kebenaran ini akan menjauhkan Anda dari kekecewaan, dan Firman Tuhan akan memberikan hasil dalam hidup Anda.
Dalam Yohanes 14:1,Yesus berkata, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”
Ini adalah hal yang sangat sederhana sehingga Anda dapat melewatkannya. Namun, hal ini sangat dalam. Hal pertama yang harus Anda lakukan ketika Iblis datang menyerang Anda adalah mengambil keputusan bahwa Anda tidak akan membiarkan hatimu gelisah.
Jika Anda membuatkan diagram dari kalimat ini, subyek yang dimaksud adalah “Anda.” Jangan biarkan hatimu gelisah. Tuhan memberikan pilihan itu kepada Anda. Tuhan memberikan Anda kuasa atas hati Anda.
Sekali lagi, ini sangat sederhana sehingga kita sering melewatkannya. Sebagian besar orang yang saya layani yang diserang oleh Iblis tidak benar-benar memahami hal ini. Banyak dari mereka percaya bahwa di dalam situasi tertentu, tidak mungkin mereka tidak menjadi depresi dan putus asa. Mereka membenarkan emosi yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Akan tetapi hal ini adalah perintah, sama
halnya dengan perintah lain di dalam Firman - seperti “Jangan berzinah, jangan mencuri, dan jangan membunuh.” Ini adalah perintah langsung dari Tuhan!
Jadi hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengatakan, “Aku tidak akan membiarkan hatiku gelisah.”
Depresi - melumpuhkan umat Kristen
Ketika saya melayani, masalah terbesar yang saya temukan dalam Tubuh Kristus adalah keputusasaan dan depresi. Sedikitnya tiga perempat dari orang-orang yang saya layani selalu berperang melawan emosi ini. Tidak ada dalih untuk hal itu – ada alasan, tetapi tidak ada dalih.
Kita telah sampai pada titik dimana kita menganggap emosi yang demikian adalah normal. Banyak orang berusaha melawan dan berjalan dalam kemenangan untuk waktu sesaat. Mereka memiliki batasan seberapa jauh mereka akan percaya kepada Tuhan. Ketika hal-hal tertentu terjadi, seperti seseorang sedang sekarat, mereka akan berkata ,”Bagaimana mungkin kita mengharapkan seseorang untuk tidak berputus asa atau bersedih hati?”
Saya dapat menjamin kepada Anda bahwa Tuhan Yesus Kristus telah menanggung kesengsaraan dan kesedihan hati kita! Ini bukan berarti bahwa Anda tidak akan pernah merasa kehilangan seseorang, namun tidak ada alasan untuk kita bersedih hati yang akan berujung kepada kehancuran.
Siapa yang memegang kendali di sini?
Kita memiliki otoritas sebagai orang percaya yang tidak disadari oleh kebanyakan orang Kristen. Iblis tidak mengendalikan hati dan keadaanmu - ia tidak dapat mengendalikan Anda kecuali Anda mengizinkannya. Dalam Ulangan 30:19, Tuhan berbicara melalui Musa, ”Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.”
Jika Anda membuatkan diagram dari kalimat ini, sekali lagi “Anda” adalah subyek yang dimaksudkan: oleh karena itu, pilihlah kehidupan. Tuhan memberi pilihan di luar perasaan hatimu. Ini sangat berkuasa, tetapi sekali lagi, orang tidak memahaminya dan membiarkan dirinya membenarkan perasaan dan emosi yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
Sebagai contoh, kita berkata, “Tentu, Aku harus mengasihi saudaraku laki-laki dan perempuan, dan Aku harus hidup di dalam kasih.” Kita berusaha melakukan hal itu di gereja dan kadang di dunia ini. Tetapi, setiap orang memiliki satu orang yang kerap kali membuat mereka kesal. Jadi kita membenarkan perasaan yang bertentangan dengan apa yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan. Kita berkata, “Ah.. tidak mungkin Tuhan mengharapkanku mengasihi orang itu.”
Pernikahan demi Kenyamanan?
Dalam konseling pernikahan, orang selalu mengatakan kepada saya, “Tetapi lihat apa yang ia telah lakukan,” dan mereka mulai menceritakan kepada saya semua hal buruk yang telah dilakukan pasangannya. Tujuan mereka adalah untuk membenarkan perasaan mereka. Mereka berkata,”Aku tahu aku tidak seharusnya depresi dan putus asa. Aku tahu tidak seharusnya aku marah, tetapi lihat apa yang mereka telah lakukan.”
Apa yang mereka sesungguhnya katakan adalah, “Hal itulah yang membuatku merasa seperti ini, yang membuatku depresi, yang membuatku bertindak seperti ini.” Tetapi tidak ada yang dapat membenarkan kita untuk menjadi lebih buruk dari apa yang Tuhan katakan tentang diri kita.
Tidak penting apa yang menghadang Anda - kematian, masalah fisik, masalah keuangan - apapun yang Iblis gunakan untuk menyerang Anda. Tuhan telah memberi Anda kemampuan untuk mengatasinya. Namun Anda harus memilih. Jika Anda mengidentifikasikan dirimu dengan keputusasaan, keraguan, dan depresi, Anda membuat suatu preseden yang akan memperbudakmu seumur hidupmu.
Banyak Pengetahuan Bisa Menjadi Sesuatu yang Berbahaya
Anda dapat menggunakan semua yang saya ajarkan dari Yohanes 14, 15 and 16, dan Anda dapat juga belajar tentang iman, tentang pengakuan, dan mempelajari semua yang Alkitab katakan. Tetapi di dalam hati Anda, jika Anda kecewa, jika Anda terluka, dan jika Anda tunduk kepada perasaan depresi atau putus asa, Anda menghapus segala sesuatu yang baik. Tidak ada satu pun yang akan berhasil.
Itulah sebabnya beberapa orang dapat menerima semua langkah-langkah yang diuraikan kepada mereka, menghafalnya dan melakukannya, tetapi jika dari awalnya mereka sudah patah semangat, maka hal itu tidak akan berhasil. Mereka tidak pernah berdiri di dalam iman.
Sekali lagi, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah untuk mengendalikan emosi Anda dan berkata, ”Dalam nama Yesus, hal ini tidak akan membuatku resah.” Anda punya kemampuan untuk melakukannya. Alkitab katakan bahwa Ia memberikan kepadamu pilihan. Ia bahkan memberitahumu hal mana yang harus dipilih. Jadi, jelas, bahwa kita memiliki kemampuan untuk memilih. Adalah suatu kebohongan bahwa Anda tidak dapat mengendalikan emosimu.
Generasi kita mengatakan bahwa tidak seharusnya Anda memendam perasaan dan emosimu, Anda perlu melepaskannya dan mengeluarkannya. Psikologi ini memiliki pengaruh yang lebih besar atas gereja dari yang kita sadari. Saya setuju bahwa kita tidak seharusnya mengubur sesuatu dan membiarkannya membusuk. Tetapi Anda seharusnya dilepaskan darinya, menolak, dan melawannya. Melampiaskan emosi yang berlawanan dengan apa yang Tuhan katakan bukanlah sesuatu yang positif. Itu merupakan hal negatif yang memberi Iblis keleluasan di dalam hidupmu.
Sebagaimana orang berpikir…
Amsal 23:7 berkata sebagaimana orang berpikir dalam hatinya, demikianlah orang itu. Apakah Anda mengalami depresi? Anda sedang memikirkan hal-hal yang membuat Anda depresi. Apakah Anda sakit? Anda memikirkan hal-hal yang membuatmu sakit. Apakah Anda patah semangat? Anda memikirkan hal-hal yang membuat Anda patah semangat.
Anda mungkin saja tidak berkata,” Ya, Aku ingin sakit.” Tetap Anda memikirkan sakit, dan itulah sebabnya Anda menjadi sakit. Anda mungkin tidak berkata, “Aku ingin menjadi miskin,” tetapi Anda berpikir miskin, dan itulah sebabnya Anda menjadi miskin. Anda mungkin tidak berkata, “Aku ingin mengalami depresi,” tetapi Anda memikirkan hal-hal yang membuatmu depresi, dan itulah sebabnya Anda depresi.
Kita akan menjadi 100 persen apa yang kita pilih. Adalah penting untuk kita memahami hal ini. Anda tidak dapat mengatakan bahwa seseorang adalah 100 persen produk dari lingkungan mereka, karena saya dapat menunjukkan kepada Anda bahwa mereka yang orangtuanya pecandu alkohol atau pecandu narkoba, atau pelaku kekerasan terhadap anak, lalu memilih untuk mengambil jalan lain, mereka menjalani hidup yang berkemenangan. Bahkan, sebagian dari mereka berkata, "Apapun yang terjadi, saya tidak akan mau menjadi seperti apa yang saya lihat." Dan mereka melakukannya.
Karena itu, pengalaman kita adalah hasil dari pilihan kita, bukan dari lingkungan kita. Lingkungan adalah faktor, tetapi pilihan kita adalah faktor yang menentukan.
Ketidakpercayaan, ketakutan, dan panik adalah pilihan. Pilihan yang salah. Mungkin ada banyak alasan mengapa kita diajarkan untuk merespon seperti itu, tetapi pada akhirnya, keputusan ada di tangan kita.
Persimpangan Jalan - Pilih satu
Anda dapat bereaksi dengan dua cara ketika krisis menghantam Anda. Anda dapat memilih untuk bersemangat atau patah semangat. Anda tidak harus kalah di dalam krisis. Anda tidak perlu takut. Anda tidak perlu menjadi depresi.
Bahkan banyak gereja memberitakan bahwa Anda menemukan gunung dan lembah dalam hubungan Anda dengan Tuhan - naik dan turun, naik dan turun. Tetapi Anda tidak harus seperti itu. Jika Anda tidak memiliki waktu yang menyenangkan bersama Tuhan, jika hubungan Anda tidak terus menerus meningkat, itu bukan karena Tuhan membuatnya seperti itu, tetapi karena Anda mengikuti pemikiran yang salah. Anda mempercayai kebohongan, dan membiarkan emosi Anda naik turun. Anda sedang mengikuti emosimu dan bukan imanmu.
Jadi hal pertama yang harus Anda lakukan dalam situasi krisis adalah mengendalikan emosimu, mengendalikan hatimu, dan mengarahkannya ke arah yang Anda inginkan. Jangan biarkan keadaan mendikte perasaan dan reaksi Anda. Ini sangat penting. Begitu sesuatu terjadi terhadap dirimu, sangatlah penting untuk Anda membuat keputusan saat itu juga.
Kamu Munafik!
Keputusan itu tidak harus didasarkan pada apa yang Anda rasakan. Anda mungkin merasa munafik bila mengatakan, "Aku akan memuji Tuhan meskipun aku tertekan." Anda mungkin berpikir, "Aku akan menjadi seorang munafik jika terus maju dan bertindak seolah semuanya baik-baik saja."
Sesungguhnya Anda munafik apabila Anda mengikuti perasaanmu karena diri Anda yang sebenarnya, roh Anda (bagian diri Anda yang sudah lahir baru), selalu bergembira dengan sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan (1 Pet 1:8). Selalu ada kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri di dalam roh Anda (Gal 5:22-23).
Jadi keputusan itu bergantung pada bagian mana yang Anda anggap diri Anda yang sesungguhnya. Jika Anda menganggap bagian emosional Anda adalah dirimu yang sesungguhnya, maka Anda munafik jika bertindak berbeda. Tetapi jika Anda melihat dirimu di dalam Kristus Yesus, menyadari bahwa Anda adalah ciptaan baru, dan melihat dirimu melalui Firman Allah, maka dirimu yang sejati, roh Anda, akan keluar.
Roh Anda tidak pernah mengalami depresi, tidak pernah patah semangat, tidak pernah takut. Jika perasaan Anda berlawanan dengan hal itu, maka Anda munafik - dari sudut pandang Tuhan - jika Anda mengikuti perasaan itu. Sebagai contoh, seseorang mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaan Anda. Apa yang akan Anda lakukan? Anda memiliki pilihan. Anda bisa sedih, menggerutu dan mengeluh tentang hal itu, atau Anda dapat bertindak dewasa dan memaafkan orang itu.
Didiklah Seorang Anak…
Itulah yang sesungguhnya kita hadapi disini - bertumbuh dewasa. Prinsip yang sama digunakan untuk mendidik anak berlaku disini. Sebagian besar dari kita tidak pernah berhenti melakukan apa yang kita rasakan, sama seperti dulu waktu kita masih anak-anak. Tetapi hal itu tidak harus seperti itu.
Ambil anak-anak, sebagai contoh. Kita memberi mereka tanggung jawab tertentu dan mereka menjalankannya. Kita tidak peduli apakah mereka merasa ingin melakukannya atau tidak. Ada beberapa hal yang memang harus Anda lakukan. Anda memiliki tanggung jawab. Itulah yang saya ajarkan anak-anak saya.
Kita mengambil sikap itu dalam pekerjaan kita - kita harus bangun pagi dan pergi bekerja. Ada hal-hal lain yang harus kita lakukan - membayar pajak, mematuhi hukum, dan membayar tagihan, dll. Tetapi dalam hubungan kita dengan Tuhan, justru kita kembali menjadi seperti anak-anak dalam banyak hal.
Anda tidak merasa bahagia? Bersikaplah dewasa! Siapa peduli perasaanmu? Berhentilah mempedulikan perasaanmu - Anda sudah diberkati (Efe 1:3). Anda memiliki sukacita Allah di dalam dirimu. Anda dapat memilih untuk menjadi bahagia jika Anda ingin bahagia. Anda dapat memilih untuk diberkati. Anda dapat memilih untuk bersemangat tentang Tuhan jika Anda menginginkannya.
Sebagian orang mungkin berpikir, ”Tunggu dulu. Kamu tidak tahu keadaanku. Aku setuju dengan apa yang kamu katakan, tetapi kadang kita tidak dapat mengatasinya.” Sekali lagi, Anda menempatkan pengalaman Anda, perasaan alami Anda, lebih tinggi dari apa yang Firman Tuhan katakan. Tuhan memerintahkan kita untuk tidak membiarkan hati kita putus asa, tidak membiarkannya gelisah. Anda dapat melakukannya. Alangkah tidak adilnya jika Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang kita tidak punya kekuatan untuk melakukannya.
Dalam Ulangan 28:45-47, Tuhan berkata bahwa Ia akan menjatuhkan hukuman atas bangsa Israel “karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu, dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya.” Dia menganggap mereka bertanggung jawab atas emosi mereka!
Dalam Yohanes 16:33 (KJV), Yesus berkata, ”Dalam dunia kamu akan mengalami kesengsaraan, tetapi bersoraklah, Aku telah mengalahkan dunia.” Di ayat ini Yesus menjelaskan bahwa perintahNya untuk bersorak tidaklah hanya untuk di saat-saat senang. Bahkan dalam kesusahan, bersoraklah!
Anda dapat dan harus mengendalikan emosi Anda!
Dapatkah Tuhan menangani K-K-K-K-Kanker?
Anda harus menyadari bahwa Tuhan telah memberimu kuasa atas segala situasi. Banyak orang berani beriman jika menderita pilek atau batuk, tetapi jika itu kanker, itu hal lain lagi. Tetapi bagi Tuhan tidak ada bedanya. Jika mereka memberitahumu bahwa Anda akan meninggal karena kanker, Anda dapat memilih untuk tidak membiarkan hatimu gelisah.
Saya dapat memberikan kesaksian demi kesaksian tentang orang orang yang telah melakukannya. Apapun situasi yang Anda alami, saya pastikan saya dapat menemukan seseorang yang telah mengalami situasi yang sama, dan telah melewatinya dengan gemilang. Seandainya Anda tidak mengenal siapapun, Anda dapat baca dalam Firman Tuhan dan menemukan seseorang yang mengalami situasi yang sama atau lebih buruk dari Anda, namun berhasil melewatinya.
Jika Anda mengalami depresi, atau patah semangat, tidak peduli apa yang sedang terjadi pada dirimu - dan saya mengatakan hal ini tanpa keraguan - itu karena Anda telah memilih untuk tunduk kepada perasaan tersebut. Anda telah membuat pilihan yang salah.
Tidak ada Penghukuman
Beberapa orang akan berpikir, “Hal itu menghukum aku.” Tetapi seharusnya tidak. Hal itu seharusnya menyadarkan Anda, dan pada saat yang sama, menyemangati Anda karena jika Anda telah membuat pilihan yang salah, Anda dapat mengubahnya dengan membuat pilihan yang tepat.
Hal ini tidak menghukum saya, justru memberkati saya karena seandainya ada hal-hal yang terlalu besar bagi Tuhan, maka celakalah saya. Itu berarti saya harus lari dari masalah, mengharapkan orang lain merasa iba kepada saya, dan mengasihani diri saya sendiri. Tetapi jika Tuhan memiliki jawaban, dan alasan saya mengalami kesulitan adalah karena saya telah membuat pilihan yang salah, hal itu memberkati saya - karena saya dapat mengubah diri saya. Saya tidak dapat mengubah Tuhan, tetapi saya dapat mengubah diri saya.
Ketika Anda bertanya kepada beberapa orang bagaimana keadaan mereka, mereka segera akan menceritakan setiap hal buruk yang terjadi pada mereka - “Aku merasa tidak enak dan anak-anak sedang sakit, dan uang sewaku terlambat,” dan seterusnya. Apa yang mereka lakukan adalah membenarkan perasaan mereka. Mereka sebenarnya mendapatkan suatu kebanggaan dengan memberitahu betapa buruknya perasaan mereka. Orang seperti itu tidak akan pernah keluar dari masalah sampai mereka memutuskan bahwa mereka akan berubah.
Biarlah Yang Lemah Berkata…
Alih-alih menjadi orang yang lemah, Anda dapat memilih untuk menjadi kuat di dalam Tuhan. Yoel 3:10 (KJV) berkata, “Biarlah yang lemah berkata: Aku ini kuat!” Anda dapat memilih kemenangan. Anda dapat mengidentifikasikan dirimu dengan kemenangan. Yesaya 54:17 berkata, “Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba Tuhan dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Jika hal ini benar, lalu bagaimana kita dapat mebenarkan kekalahan, atau membenarkan ketakutan yang kita rasakan? Kita tidak dapat membenarkannya.
Jawabannya adalah dengan menyadari bahwa kita telah membuat pilihan yang salah. Jawabannya adalah agar bertobat dan mulai memperkatakan bahwa bukan itu masalahnya, bukan orang-orang ini, bukan keadaan itu, yang menyebabkan semua permasalahanku. Itu adalah “Adam syndrome,” dimana Adam berkata bahwa masalahnya adalah wanita yang Tuhan berikan kepada dia. Dia menyalahkan Hawa, dan kemudian mencoba menyalahkan Tuhan (Kej 3:12)
Beberapa orang melakukan hal yang sama. "Yah, ini musim flu," kata mereka. "Virus berkeliaran." Dengan kata lain, virus itulah yang salah, dan bukan karena Anda membuat pilihan yang salah. Atau, dengan kata lain, itu adalah Tuhan - "Tuhan, mengapa Engkau mengizinkan hal ini?"
Tuhan tidak mengizinkan masalah di dalam hidup Anda. Virus bukan masalah Anda. Orang lain bukan masalah Anda. Pasangan Anda bukan masalah Anda. Teman kerja Anda bukan masalah Anda. Ekonomi bukan masalah Anda. Anda adalah masalah Anda.
Pada suatu hari Minggu, saya mengajar di gereja. Ketika, saya berkata,”Tidak ada pembenaran untuk depresi Anda.” Seorang wanita duduk di belakang salah satu pendeta berkata “Kecuali Anda memiliki ketidakseimbangan kimia.” Beberapa orang berusaha menyalahkan ketidakseimbangan kimia di dalam tubuhnya. Itu pun bukan masalah Anda.
Jika ada memiliki ketidakseimbangan kimia, maka jadilah sembuh! Tidak ada pembenaran untuk Anda menjadi kurang dari apa yang Tuhan telah Firmankan kepada Anda. Menurut pendapat saya, bahkan mereka yang benar benar memiliki ketidakseimbangan kimia telah kehilangan keseimbangan itu melalui pemikiran yang salah.
Sekali lagi, tidak ada penghukuman dalam hal ini. Tuhan mengasihi Anda. Anda dapat datang kepada Tuhan dalam keadaan depresi, kalah, dan putus asa jika ada mau. Tuhan tetap mengasihi Anda. Dia tidak menghukum Anda, dan saya pun tidak.
Yang saya maksud adalah jika Anda menginginkan kemenangan, hal itu tersedia. Tetapi kemenangan itu dimulai dengan Anda membuat pilihan. Hal itu dimulai dengan Anda mengakui bahwa tidak satu pun senjata yang ditempa terhadap Anda akan berhasil, kecuali Anda memilih untuk membiarkannya berhasil (Yes 54:17).
Tuhan memberi Anda pilihan atas kehidupan dan kematian. Jika Anda mengalami kematian dan bukan kehidupan, itu karena Anda membuat pilihan yang salah. Tuhan tidak akan membuat pilihan untuk Anda. Setan tidak dapat membuat pilihan untuk Anda. Jika Anda tidak sehat, bahagia, dan makmur, itu karena Anda telah membuat pilihan yang salah.
Masalah atau Pilihan – Pilihlah
Sama seperti pelayanan lainnya, kami mengalami masalah keuangan dari waktu ke waktu. Tetapi saya menjalani hidup berdasarkan hal yang sama yang saya ajarkan kepada Anda. Saya tidak yakin saya menyebabkan masalah itu muncul karena apa yang telah saya lakukan secara khusus, tetapi semakin saya bertambah dewasa di dalam Tuhan dan menjadi lebih bijaksana, saya yakin saya akan membuat keputusan yang lebih baik yang akan mencegah banyak dari masalah-masalah ini.
Namun demikian, saya pernah membuat beberapa pilihan yang kritis
dan memilih untuk tidak membiarkan hati saya gelisah. Beberapa staf saya datang kepada saya dan berkata, “Anda pasti tidak memiliki gambaran yang engkap - Anda tidak mengerti betapa buruknya situasi ini,“ karena hal itu tiak mengganggu saya.
Namun saya tahu persis betapa buruknya situasinya.
Jika Anda mulai menjalani prinsip-prinsip ini dan memilih untuk tidak membiarkan hatimu terganggu, saya pastikan Anda akan membuat orang lain kesal. Mereka akan berpikir bahwa Anda gila. Anda tidak waras. Anda kurang cerdas. Mereka akan berpikir ada sesuatu yang salah dengan diri Anda karena Anda tidak bersikap normal.
Akan tetapi, puji Tuhan, kita tidak seharusnya bersikap normal! Tuhan telah menjadikan kita orang-orang yang supernatural.
Carilah Tuhan - atau Bersiaplah!
Ketika krisis melanda, Anda harus siap. Anda perlu mempersiapkan hati Anda. Belakangan ini, saya merenungkan 2 Tawarikh 12. Ini adalah kisah tentang Raja Rehabeam, anak dari Salomo. Ia memulai dengan baik. Ia memulai dengan mencari Tuhan, tetapi ia menjadi jahat dan terlibat dalam penyembahan berhala. Dikatakan, “Ia berbuat yang jahat, karena ia tidak tekun mencari TUHAN” (ayat 14).
Pada awalnya, Rehabeam tidak ingin melakukan apa yang jahat. Dia mengawalinya dengan baik, namun cenderung menjadi jahat karena ia tidak mempersiapkan hatinya untuk mencari Tuhan. Dia tidak mengarahkan hatinya. Dia ingin melakukan hal itu, namun hatinya memerhatikan hal-hal yang lain. Hatinya tidak tertuju hanya kepada Tuhan.
Ketika Anda berada dalam situasi krisis, jika Anda belum memilih untuk mencari Tuhan, jika Anda belum membuat keputusan, hati Anda akan condong kepada ketakutan. Hati Anda akan mengarah kepada depresi, kepada negativisme, kepada kekalahan. Anda harus mengarahkan hatimu. Anda harus menetapkan hatimu supaya apapun yang Iblis lakukan, Anda akan tetap menang. Anda akan terus memandang Tuhan.
Sikap Anda seharusnya, "Setan, tidak ada yang dapat kau lakukan untuk mencegah aku berpikir tentang Tuhan!" Jika Anda belum membuat komitmen itu, Anda sedang menunggu masalah terjadi - dan itu akan terjadi.
Pot Pelumeran yang Hebat - Vietnam
Waktu saya mengikuti ibadah, saya mendengar hanya satu hal yang bagus dari sang pendeta sepanjang saya berada di sana. Sebagian besar pendeta yang saya temui belum lahir baru. Pada hari kami mendapat perintah untuk pergi ke Vietnam, para pria dewasa mulai menangis. Itu adalah situasi yang tragis.
Pendeta ini datang untuk menghibur semua orang. Dia berkata tentara dengan segala pengalamannya, termasuk di Vietnam, layak sebuah api. Hal itu akan melumerkan Anda. Tetapi Anda akan dibentuk ke dalam cetakan apapun yang Anda pilih bagi dirimu. Ini adalah pernyataan yang benar.
Karena saya sudah menetapkan hati saya untuk Tuhan, saya bertekad akan sepenuhnya berbakti kepadaTuhan. Semua tekanan, semua kengerian yang saya alami, semakin mendorong saya kepada Tuhan. Ketika saya meninggalkan Vietnam, saya menjadi lebih kuat dari lobak pedas! Saya berjalan bersama dengan Tuhan, sukacita Tuhan ada di dalam hatiku, dan saya telah melaju seribu mil dalam perjalanan kekristenan-ku.
Banyak dari prajurit-prajurit tidak memiliki pengalaman itu. Banyak dari mereka yang sesungguhnya tidak jahat. Mereka mungkin tidak pernah melakukan hal buruk ketika di Amerika. Tetapi ketika sedang di bawah tekanan, tanpa ada yang mengekang mereka, dengan semua orang melakukannya, orang-orang yang baik dan bermoral ini, yang kerap beribadah di gereja, warga negara yang terhormat ini, akhirnya berubah haluan.
Satu demi satu, saya melihat mereka terlibat dalam pelacuran, mabuk, menggunakan obat bius, dan melakukan hal buruk lainnya. Ini karena mereka tidak menetapkan hati mereka. Mereka tidak mempersiapkannya.
Berayun Seperti Mazmur
Di Mazmur 42, si penulis berbicara tentang semua masalahnya. Dia berkata seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwanya merindukan Allah (ayat 1). Dia berkata bahwa yang dia inginkan hanyalah Allah, dan alasan dia menginginkan Allah adalah karena segala sesuatu tidak berjalan baik bagi dirinya. Di ayat 5, ia berkata, ”Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!”
Dengan kata lain, ditengah-tengah keluhannya, dia berkata, “Mengapa aku putus asa, mengapa jiwaku tertekan? Aku dapat berharap kepada Allah. Aku memiliki perjanjian dengan Allah. Dia berada di pihakku. Mengapa aku harus putus asa?”
Lalu dia kembali mengeluh dan mengakhiri pasal ini dengan, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!”
Di pasal 43, dia mengeluh lagi. Akhirnya, di ayat 5, dia berkata,”Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!”
Di sini si penulis mazmur berbicara tentang semua kekecewaan yang menghadang jalannya, tetapi ia harus terus-menerus mengingatkan dirinya sendiri, "Mengapa aku putus asa?" Anda perlu bertanya pada dirimu pertanyaan yang sama.
Mengapa kita patah semangat seperti orang-orang yang tidak memiliki Tuhan? Mengapa kita dapat kembali ke tingkat keputus-asaan dan kehilangan harapan seperti waktu kita belum lahir baru, setelah Tuhan melakukan begitu banyak hal besar bagi kita?
Kita perlu menyadari bahwa bukan Tuhan yang tidak memiliki kuasa. Bukan Tuhan yang tidak setia. Kitalah masalahnya.
Kita telah melalaikan hal pertama yang Yesus perintahkan untuk dilakukan oleh para murid-Nya - kita telah membiarkan hati kita gelisah, dan kita merasa diri kita benar untuk melakukannya. Lalu kita bertanya-tanya mengapa kita tidak menjadi makmur, mengapa kita sakit, mengapa kita tertekan. Kita bahkan tidak memilih kehidupan. Kita telah memilih kematian.
Daud Merendahkan Dirinya
Di 1 Samuel 30, Daud telah diurapi menjadi raja tiga belas tahun sebelum nas itu ditulis. Selama tiga belas tahun, Daud hidup makmur. Tuhan telah memakai dia untuk membunuh Goliat. Seluruh negeri Israel mengikuti dia — mereka berseru bahwa Daud telah membunuh berlaksa-laka, sementara Saulus hanya membunuh beribu-ribu.
Daud memiliki dukungan dari seluruh negeri. Dia telah diurapi oleh Tuhan dan dipanggil untuk menjadi raja.
Saulus telah kehilangan pengurapan dari Allah. Dia disiksa oleh roh jahat. Saulus telah melakukan segala hal yang salah dan menyebabkan bangsa Israel mengalami perbudakan dan kesukaran karena ketidaktaatannya.
Pada masa ini, Daud telah diurapi untuk menjadi raja, namun alih-alih melakukan sesuatu untuk mewujudkannya, Daud malah merendahkan dirinya. Tuhan secara supernatural menyerahkan Saulus ke dalam tangannya. Saulus pergi ke gua di mana Daud dan orang-orangnya bersembunyi, untuk beristirahat dari panas mata hari. Orang-orang Daud berkata kepadanya, “Tuhan telah menyerahkan dia ke tanganmu — bunuhlah dia!”
Tetapi Daud tidak mau melakukannya. Sebaliknya, ia menundukkan dirinya kepada Saul, menyebabkan dirinya menderita banyak sengsara, diusir dari negerinya, dan harus tinggal di antara musuh-musuhnya. Ketika ia berada di negeri asing, musuhnya berkata, “Inilah dia yang mereka katakan raja atas negeri itu.”
Jadi untuk melindungi dirinya sendiri, Daud harus bertindak seperti orang gila, membiarkan air liurnya turun ke janggut dan menggaruk-garuk dinding seperti binatang.
Raja berkata, “Orang ini gila. Bagaimana dia dapat melukai diriku?” Dapatkah Anda membayangkan bagaimana perasaan Daud? Dia mungkin tergoda untuk berkata kepada dirinya, “Engkaulah, orang dengan iman yang perkasa, yang memiliki pengurapan dari Allah. Engkaulah orang yang Allah telah panggil untuk menjadi raja, namun sekarang engkau harus bertindak gila demi menyelamatkan dirimu!”
Daud “Kejam”
David telah mengalami keputusasaan demi keputusasaan ketika melarikan diri dari Saul. Dia memiliki 600 orang yang datang bersama dengannya - semua penjahat, narapidana dan pembunuh yang harus melarikan diri dari Israel untuk menyelamatkan diri mereka. Dia memiliki orang-orang buangan sebagai pasukannya.
Iblis dapat saja membuat Daud sangat patah semangat.
Suatu ketika, di tengah-tengah semua itu, Daud dan orang-orangnya kembali ke kota Ziklag dan mendapati bangsa Amalek telah menyerbu kotanya, membawa pergi para wanita dan anak-anak, membakar rumah-rumah dan merampas semua barang yang berharga.
Coba pikirkan. Selama tiga belas tahun, Daud telah setia kepada Tuhan. Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang salah, namun kesukaran menimpa dia berulang kali.
Ketika kita melakukan suatu kesalahan, sebagian besar dari kita akan berpikir kita pantas mengalami masalah. Kita sendiri yang menyebabkan masalah itu. Tetapi jika kita melakukan segalanya dengan benar, dan Iblis menyerang kita terus menerus, kebanyakan dari kita akan menganggap wajar jika kita menggerutu, mengeluh, dan mengasihani diri sendiri.
Tetapi itu justru berlawanan dengan apa yang Daud lakukan.
Daud bisa saja menganggap dirinya pantas untuk merasa tertekan. Di 1 Samuel 30:3-6, dikatakan,“Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis. Juga kedua isteri Daud ditawan... Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan.”
Selain kehilangan istri, anak-anak, dan rumahnya, David akan dilempari batu - oleh orang-orang yang berada di bawah asuhannya, yang telah dia beri makan selama lima tahun, mereka yang dengan setia telah diurusinya. Mereka akan melempari dia dengan batu untuk sesuatu yang bukan salahnya!
Sebagian besar dari kita akan berkata, “Sudah cukup! Aku berhenti. Aku akan mengasihani diriku sendiri.” Kita akan merasa pantas melakukan hal itu.
Namun lihat kelanjutan dari ayat 6, “Tetapi Daud menguatkan dirinya di dalam Tuhan” (KJV). Jika Daud memilih untuk menguatkan dirinya dalam situasi seperti itu, kita pun dapat memilih untuk menguatkan diri kita tidak peduli apa yang menghadang kita.
Daud memilih untuk melakukan hal itu. Dan perhatikan, ayat itu berkata dia menguatkan dirinya.
Dia tidak berkata,”Tuhan, Aku mohon Engkau mengirimkan seseorang untuk menguatkanku.”
Anda perlu menyadari bahwa Tuhan telah memberikan Anda otoritas atas hati Anda. Anda dapat memilih kehidupan atau kematian. Anda dapat memilih untuk menjadi semangat atau berputus asa. Andalah yang membuat pilihan. Daud memilih untuk menguatkan dirinya.
Langkah pertama - dan tidak ada yang bisa terjadi sebelum hal ini - adalah untuk memilih kehidupan. Tidak ada lagi yang akan bekerja sampai Anda memilih hal ini. Tidak ada lagi yang akan bekerja sampai Anda berkata seperti pemazmur, “Mengapa aku putus asa? Mengapa jiwaku tertekan? Tuhan berada di pihakku. Aku memilih Tuhan. Aku memilih kehidupan. Aku akan melewati hal ini bagaimana pun juga.”
Sampai Anda membuat pilihan itu, tidak ada pilihan lain yang dapat dibuat.
Tiga Pria Membuat Pilihan yang Berapi
Sadrakh, Mesakh dan Abednego membuat pilihan. Di Daniel 3, Nebukadnezar berkata, “Oke, Aku memberi kalian kesempatan terakhir - sujud atau terbakar.”
Mereka berkata,”O Nebukadnezar, tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini” (ayat 16). Dengan kata lain, “Engkau tidak menakuti kami sedikitpun. Kami tidak peduli. Allah kami sanggup melepaskan kami, dan Ia akan melepaskan kami, bahkan jika Ia tidak melepaskan kami, kami tidak akan melayani allahmu.” Hati mereka tidak terganggu.
Di Daniel 6, Daniel dilempar ke dalam kandang singa. Tidak ada catatan tentang dia menjerit atau berteriak saat dia dilemparkan dan berusaha untuk keluar. Hatinya tidak terganggu. Dia sudah menetapkan hatinya.
Orang-orang yang berkata, “Ya, aku tahu aku harus berjalan dalam kasih, tetapi lihat apa yang mereka telah lakukan,” akan selalu berada dalam masalah karena Iblis akan terus menerus mengirimkan orang ke dalam hidup mereka untuk melakukan hal buruk. Jika Anda mengatakan bahwa keadaan tertentu membenarkanmu untuk bersikap di luar kasih, untuk patah semangat, untuk tertekan, maka Anda tidak akan mengasihi, akan tertekan, dan putus asa seumur hidupmu, karena Iblis akan selalu memiliki seseorang atau sesuatu untuk menghadang Anda.
Terpaku di atas kayu salib, Yesus berpaling kepada orang-orang yang menyalibkanNya dan berkata, “Bapa, ampunilah mereka; sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). Stefanus, di Kisah Para Rasul 7:60, melakukan hal yang sama. Dia berkata, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka” ketika mereka melempari dia dengan batu sampai mati. Jika mereka dapat melakukan hal itu, maka kita juga dapat melakukannya. Tuhan sudah memberikan kita kemampuan itu.
Anda dapat memilih untuk mengasihi orang-orang yang membenci Anda, tidak peduli apa yang telah dilakukan kepada Anda. Tidak peduli bagaimana Anda telah dibesarkan. Tidak peduli bagaimana Anda telah dilecehkan. Tidak ada pembenaran untuk menjadi kecil hati dan tertekan. Bisa saja ada alasan untuk hal itu, tetapi tidak ada pembenaran.
Itu merupakan kabar baik. Itu berarti tanggung jawab ada pada diri Anda. Mungkin hal itu tidak terasa enak, tetapi jika Anda merenungkannya sejenak, Anda akan merasa lebih baik. Hal itu akan bertumbuh di dalam dirimu. Pada akhirnya, Anda dapat melakukan sesuatu mengenai dirimu.
- Akhir dari Part 1 -