top of page

Kebenaran yang Memerdekakan (Dr.Herutami)

Diperbarui: 7 Feb


Saya lahir dan besar di keluarga Kristen. Sejak kecil Ibu saya mengenalkan saya kepada Pribadi Kristus. Sejak remaja hingga kuliah, saya menghabiskan waktu saya untuk kegiatan keagamaan. Melayani di gereja sudah menjadi kegiatan rutin saya, karena pemahaman bahwa menyenangkan hati TUHAN hanya bisa dilakukan lewat pelayanan di gereja. Ada rasa bersalah bila satu hari saja saya tidak muncul dalam sesi pelayanan. Walau terasa melelahkan karena saya harus membagi waktu antara pelayanan dan kuliah kedokteran yang cukup padat, namun saya memaksakan diri untuk melayani karena saya mau menyenangkan hati TUHAN.


Bertahun – tahun doktrin bahwa menyenangkan hati TUHAN hanya dapat melalui kegiatan pelayanan di gereja terpatri di pikiran dan hati saya. Ketika saya dewasa dan mandiri, saya kehilangan waktu untuk melayani di gereja berhubungan dengan aktivitas saya yang padat dalam bekerja. Rasa bersalah dan gelisah yang luar biasa saya alami bertahun-tahun. Namun saya tetap menjaga hubungan pribadi saya Bersama YESUS. Seringkali dalam doa saya ucapkan maaf karena saya belum bisa melayani DIA lagi di gereja; yang saya rasakan YESUS hanya tersenyum. Rasa bersalah lebih sering lagi timbul bila di gereja saya mendengarkan khotbah yang isinya harus menyempatkan waktu untuk pelayanan di gereja.


Seiring berjalannya waktu, TUHAN menjawab doa saya. Bahwasanya melayani DIA tidak terbatas HANYA dalam lingkungan gereja. Pekerjaan saya di dunia sekuler sebagai seorang Dokter mengajarkan saya banyak hal. Saya sering menyaksikan pergumulan hidup dan mati, kegembiraan dan kesedihan berjalan berdampingan, namun saya belum memberitakan KasihNYA secara maksimal. Saya masih pilih-pilih mana orang yang akan saya bagikan kabar keselamatan dan mana orang yang akan saya doa kan. Semua hanya berdasarkan pemikiran sendiri.


Tiba waktunya TUHAN mengizinkan saya bergabung dalam Charis Bible College Jakarta. Saudaraku, betapa besar KasihNYA untuk kita. Di Charis saya menemukan bahwa:

  1. Prioritas pertama adalah TUHAN, keluarga, pekerjaan, kemudian pelayanan dan lainnya. Sadar akan hal ini, saya pun mengatur ulang prioritas saya di dalam kehidupan saya.

  2. Saya mengetahui identitas diri saya di dalam Kristus dan mengalami kebebasan untuk berjalan di dalam kuasaNya. 2 Kor 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

  3. Pelayanan tidak terbatas di gereja.

Firman Tuhan mengatakan dalam Mat 28 :19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

TUHAN selalu menyertai kita di manapun (tidak terbatas di gereja). Di dunia sekuler, TUHAN mempertemukan saya dengan banyak jiwa yang memerlukan KasihNYA. Banyak orang, baik dari kalangan pengikut Kristus maupun yang belum mengenal DIA, datang dan minta didoakan.


Di Charis Bible College Indonesia saya mendapatkan kebenaran Firman Tuhan. Kebenaran inilah yang membebaskan saya. Yohanes 8:32, ”Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

TUHAN YESUS memberkati kita semua. Haleluya.


161 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page