Kesaksian Roy Ouwens

Saya adalah seorang imam (suami) dengan satu penolong (istri) dan 3 orang jemaat (anak) yang masing-masing berusia 18, 16, dan 10 tahun.
Di akhir tahun 2019, istri saya memutuskan untuk berhenti bekerja karena ingin fokus mengurus anak-anak yang beranjak dewasa. Namun karena doa dan ketaatan, istri memutuskan untuk kembali bekerja di awal Maret 2020, saat di mana PSBB ketat untuk seluruh pulau Jawa termasuk DKI Jakarta diberlakukan. Puji Tuhan istri saya diterima bekerja di sebuah perusahaan yang pemimpinnya adalah anak Tuhan yang luar biasa. Masa percobaan 3 bulan berlalu dan istri saya diangkat sebagai pegawai tetap di perusahaan tersebut.
Saya sendiri berkecimpung di industri musik tanah air sebagai manajer salah satu artis Indonesia. Seperti kita ketahui, sejak pandemi banyak bisnis yang tergoncang, termasuk industri musik. Jadwal yang sudah disusun bahkan kontrak yang sudah disepakati dibatalkan dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Hal ini berdampak pada penghasilan saya. Puji Tuhan istri masih bekerja sehingga kebutuhan finansial kami untuk sehari-hari masih dapat teratasi. Namun saya berdoa agar sebagai imam dan kepala keluarga, saya dapat tetap memenuhi kewajiban saya.
Saya tumbuh besar di daerah Cengkareng - Komplek Ambon, salah satu daerah narkoba terbesar di Jakarta Barat. Dulu saya akan melakukan apa saja agar keluarga saya tidak berkekurangan. Saya dapat menjual obat-obat terlarang demi memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi pengajaran yang saya dapatkan di Charis Bible College Jakarta mengubah cara berpikir saya dalam menjalani tanggung jawab saya sebagai imam dan kepala keluarga. Memang perubahan tersebut tidak seketika terjadi seperti membalikkan telapak tangan. Proses demi proses kami lalui lewat campur tangan Tuhan yang membuat kami terpesona.
Mujizat demi mujizat terjadi. Uang sekolah anak-anak yang belum kami bayarkan selama 4 bulan (Sept–Des 2020) tiba-tiba diberikan keringanan (diskon 30%) sehingga anak-anak bisa menerima rapor. Lalu di pertengahan Januari 2021, kami menerima surat pemberitahuan dari sekolah bahwa uang sekolah wajib dibayarkan 2 bulan sekaligus setiap bulannya karena kelulusan sekolah akan diadakan pada awal bulan Mei. Manusia duniawi kami mulai khawatir dan resah, tapi kami tetap membangun hubungan dengan Tuhan dan “makan” FirmanNya setiap hari. Iman kami mulai bangkit. Kalau tahun lalu Tuhan tolong dengan berbagai cara, masakan kali ini tidak. Kami semakin giat mengucap syukur dan percaya bahwa Tuhan sudah menyediakan segala sesuatunya. Yohanes 14:14 berkata, “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” Kami percaya itu terjadi atas kami. Setiap bulan kami lalui dengan tersenyum sambil dalam hati bertanya pada Tuhan, “Belum Tuhan?” Saya ingat saat sesi Charis devotion Pak Irwan berkata, “Anggap saja sedang antri tarik uang di teller Bank.” Kami memakai ilustrasi itu sebagai pembangkit iman dan semangat kami untuk semakin mengucap syukur.
Hari demi hari berlalu, saya dipertemukan dengan seseorang yang tidak pernah saya kenal dekat. Sepanjang pertemuan, kami membicarakan hal-hal baik yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kami masing-masing. Saat siap-siap mau pulang, tiba-tiba orang ini bertanya kepada saya mengenai sekolah anak-anak, saya menceritakan keadaan yang sebenarnya. Di akhir pembicaraan, orang ini menyampaikan bahwa ia akan menanggung seluruh biaya pendidikan anak-anak sampai ke jenjang kuliah. Alasan ia memberkati kami semata karena ia taat dan sudah memahami apa itu anugerah. Uang masuk perkuliahan anak pertama kami di Universitas Atmajaya sudah dibayarkan meskipun kelulusan SMA baru terjadi di awal bulan Mei. Uang masuk sekolah anak kedua pun sudah dilunasi. Mazmur 139:16-17, “mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!” Anak-anak kami pun menyaksikan kebaikan dan kemurahan Tuhan atas hidup kami sekeluarga. Mereka memutuskan untuk dibaptis.
Semoga kesaksian ini dapat memberkati saudara sekalian.